Tuesday, August 23, 2022

Penyebab Susah Buang Air Kecil dan Cara Mengatasinya



Susah buang air kecil bisa menimpa siapa saja, tidak peduli jenis kelamin dan usia. Salah satu gejala paling umum dari gangguan ini adalah ketika keinginan untuk buang air kecil sudah tidak tertahankan lagi, tapi butuh waktu yang cukup lama sampai urine keluar.

Susah buang air kecil harus diwaspadai dan tidak boleh dibiarkan. Pasalnya, kondisi ini dapat menimbulkan infeksi dan komplikasi ke organ-organ tubuh yang lain, seperti ginjal dan kandung kemih. Apalagi jika susah buang air kecil terjadi selama berhari-hari.

Tak hanya itu, keluhan susah buang air kecil yang tak segera diobati juga bisa menyebabkan perih di perut atau punggung, urine tampak keruh atau berdarah, pipis tersendat, demam, dan muntah.

Penyebab Susah Buang Air Kecil
Susah buang air kecil dapat dialami baik oleh pria maupun wanita. Kendati demikian, penyebab yang melatarbelakangi susah buang air kecil antara pria dan wanita bisa berbeda.

Berikut adalah beberapa kondisi atau penyakit yang bisa mengakibatkan keluhan susah buang air kecil:

1. Pembengkakan prostat
Saat prostat mengalami pembengkakan, saluran kemih bisa tertekan. Akibatnya, aliran urine menjadi tidak lancar dan membutuhkan waktu lebih lama agar bisa dikeluarkan.
Pembengkakan prostat pada pria bisa disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari pembesaran prostat jinak  atau BPH, peradangan pada prostat atau prostatitits, hingga kanker prostat.

2. Infeksi
Infeksi saluran kemih adalah salah satu penyebab kesulitan buang air kecil yang cukup sering terjadi. Ketika terinfeksi, saluran atau kandung kemih akan membengkak, sehingga membuat urine sulit dibuang keluar melalui proses berkemih.
Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita, tetapi pria juga bisa mengalaminya. Selain infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual juga dapat menyebabkan masalah pada proses buang air kecil.

3. Batu saluran kemih
Terbentuknya batu di kandung kemih atau saluran kemih bisa menyumbat aliran urine sehingga menyebabkan sulit buang air kecil.
Selain itu, adanya batu di saluran atau kandung kemih juga bisa menimbulkan keluhan lain, seperti nyeri saat berkemih, terdapat batu atau endapan mirip pasir di urine, urine berwarna kemerahan, hingga nyeri di punggung atau perut bawah.

4. Operasi
Pembedahan di bagian ginjal, kandung kemih, atau saluran kemih terkadang dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut pada saluran kemih. Hal ini bisa menjadi penyebab susah buang air kecil pada orang yang pernah menjalani operasi.
Selain itu, efek samping obat anestesi yang digunakan juga bisa menyebabkan Hal sama. Namun, keluhan ini biasanya akan mereda setelah efek bius berhenti bekerja.

5. Gangguan saraf
Gangguan atau rusaknya sistem saraf bisa mengganggu proses buang air kecil. Contohnya adalah cedera saraf tulang belakang, stroke, diabetes, infeksi otak, atau retensi urine.

6. Masalah psikologis
Bukan hanya gangguan fisik yang bisa membuat seseorang mengalami susah buang air kecil, gangguan psikologis pun demikian.
Salah satu masalah psikologis yang dikaitkan dengan susah buang air kecil adalah paruresis. Ini adalah kondisi ketika seseorang kesulitan buang air kecil karena merasa tidak nyaman bila harus buang air kecil di sekitar orang lain.

7. Efek samping obat-obatan
Proses berkemih juga bisa terganggu akibat efek samping dari obat-obatan tertentu. Beberapa obat yang bisa menyebabkan susah buang air kecil antara lain obat antidepresan, obat penenang, obat diuretik, obat penurun tekanan darah, obat pelemas otot, oba alergi atau antihistamin, dan bronkodilator.

Cara Mengatasi Susah Buang Air Kecil
Saat mengalami gangguan susah buang air kecil, Anda bisa melakukan beberapa hal untuk mengatasinya, yaitu:

Lakukan pijatan lembut pada kandung kemih yang terletak di perut bagian bawah. Langkah ini dapat merangsang pembuangan urine agar lebih lancar.
Kompres perut bagian bawah dengan air hangat. Cara ini bisa membuat otot di saluran kemih lebih rileks, sehingga lebih mudah mengeluarkan urine.
Atasi stres dan rasa cemas. Jika Anda merasa kurang nyaman untuk berkemih di sekitar orang lain, coba cari toilet yang sepi.
Minum air putih yang cukup dan hentikan kebiasaan sering menahan pipis. Hal ini penting untuk mencegah terbentuknya batu di kandung atau saluran kemih.
Jika susah buang air kecil tidak kunjung membaik dengan tindakan di atas, Anda sebaiknya segera menjalani pemeriksaan ke dokter. Dengan begitu, dokter bisa memberikan pengobatan yang sesuai dengan penyebab susah buang air kecil yang Anda alami, terutama jika keluhan ini sudah cukup parah atau berlangsung lama.

Kenali Risiko dan Bahaya Gigi Berlubang



Gigi berlubang merupakan kondisi yang sering kali dianggap sepele. Padahal, jika dibiarkan, lubang pada gigi bisa membesar dan menimbulkan nyeri yang hebat, infeksi, bahkan gigi tanggal. Kenali apa saja risiko dan bahaya gigi berlubang agar Anda bisa mewaspadainya.

Gigi berlubang dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari kebersihan gigi dan mulut yang tidak terjaga, munculnya plak gigi, hingga banyak mengonsumsi makanan atau minuman manis. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Kondisi gigi yang berlubang dan kotor juga bisa menyebabkan bau mulut.

Gigi berlubang dapat memicu abses gigi, pembengkakan, pergeseran posisi gigi setelah gigi tanggal, hingga infeksi serius yang membahayakan nyawa. Oleh karena itu, perawatan gigi berlubang yang tepat serta penanganan yang sesuai sebaiknya segera dilakukan .

Komplikasi Gigi Berlubang
Kesehatan gigi dan mulut dapat memengaruhi kondisi tubuh secara keseluruhan. Oleh karena itu, gigi berlubang perlu segera ditangani. Ada beberapa komplikasi yang dapat timbul bila gigi berlubang dibiarkan tanpa penanganan, antara lain:

1. Sakit gigi
Kondisi gigi berlubang bisa menyebabkan sakit gigi. Rasa sakit pada gigi tersebut tidak hanya dapat mengganggu konsentrasi, tetapi juga aktivitas sehari-hari.
Jika sakit yang muncul berlangsung lama, kondisi ini bisa membuat nafsu makan menurun sehingga Anda akan kehilangan berat badan.

2. Abses gigi
Gigi berlubang yang dibiarkan tanpa penanganan dapat menyebabkan abses gigi, yaitu terbentuknya kantong nanah di dalam gigi dan gusi karena infeksi bakteri.
Jika tidak ditangani dengan baik, infeksi ini dapat menimbulkan komplikasi penyakit serius yang membahayakan nyawa penderitanya.

3. Endokarditis dan sinusitis
Bakteri dari gigi berlubang dapat menyebabkan infeksi pada dinding dan katup jantung. Kondisi ini disebut juga endokarditis. Selain itu, infeksi bakteri pada gigi juga bisa menyebar ke dinding rongga sinus dan menyebabkan sinusitis.

4. Sepsis
Bakteri pada gigi berlubang dapat masuk ke aliran darah dan menyebabkan infeksi yang disebut sepsis. Kondisi ini terjadi saat tubuh melawan infeksi secara tidak terkendali, sehingga merusak jaringannya sendiri.
Sepsis dapat berkembang menjadi syok septik, yang menyebabkan gangguan pada organ tubuh dan bahkan kematian. Kondisi ini juga harus diwaspadai oleh ibu hamil, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama kehamilan.

Tips Mencegah Gigi Berlubang
Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah gigi berlubang, antara lain:

Periksakan gigi secara rutin
Pemeriksaan gigi secara rutin sangat penting dilakukan untuk mencegah masalah pada gigi dan mulut. Anda dianjurkan untuk memeriksakan kondisi gigi ke dokter gigi setidaknya 6 bulan sekali.
Selain berkonsultasi seputar kesehatan gigi, Anda pun bisa menjalani tindakan pembersihan gigi guna mencegah munculnya bakteri penyebab gigi berlubang.

Konsumsi makanan dan minuman rendah gula
Penyebab gigi berlubang yang paling utama adalah konsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan. Gula pada makanan atau minuman akan diubah menjadi asam oleh bakteri dalam mulut, yang dapat merusak enamel gigi. Kerusakan enamel gigi inilah yang bisa menyebabkan gigi berlubang.
Sebagai gantinya, Anda dapat mengonsumsi buah-buahan atau mengunyah permen karet yang tidak mengandung gula. Anda pun diperbolehkan untuk menikmati kopi dan teh, asalkan tanpa menambahkan gula.

Sikat gigi secara rutin
Sikatlah gigi setidaknya dua kali sehari, terutama setelah makan dan sebelum tidur malam. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride guna mencegah gigi berlubang dan gigi keropos, serta menjaga lapisan pelindung gigi.
Setelah menyikat gigi, bersihkan sela-sela gigi menggunakan dental floss atau berkumur menggunakan obat kumur yang mengandung fluoride.

Minum air putih yang cukup
Anda juga dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih guna mencegah gigi berlubang. Air putih dapat meningkatkan produksi air liur dalam mulut yang berperan untuk menyalurkan fluoride ke seluruh bagian gigi.
Gigi berlubang memang kondisi yang umum dialami oleh hampir setiap orang. Namun, kondisi ini tidak dapat disepelekan, karena memiliki risiko dan berbahaya bagi kesehatan.

Oleh karena itu, bila Anda mengalami gejala gigi berlubang, seperti sakit gigi tanpa sebab yang jelas, gigi terasa ngilu saat mengonsumsi makanan atau minuman, apalagi jika memang sudah terlihat adanya lubang pada gigi, periksakanlah ke dokter agar dapat dilakukan penanganan yang tepat.